Sayup kami dengar Sepanjang musim yang garang
Kami memintal rahim-rahim ungu
Padahal hidup terlampau tak adil
Menjadikan segalanya gugur laksana abu
Begitu sepi dan gersang hati kami
Seperti ladang tandus mendambakan butiran rinai,,
sementara gelombang risau enggan untuk beranjak
Buih-buih gelombang harapan mulai luruh dan menghilang,,
Perempuan-perempuan perkasa itu
begitu semangat mengejar impian,,
Demi menenun hidup mereka sendiri
Sementara lidah api yang terus menjilat
Setiap inci harapan mereka,,
Imaji liar para pemburu kepuasan,,
laksana kawanan serigala menanti mangsa
Hei,,,kalian yang disitu,,
Sadarkah kalian,,disini kami menjerit
Jika kalian dengar kami berseloroh ganjil
Bahkan ketika puisi ini kami baca
Pernakah terlintas dalam benakmu
Sedikit pengertian untuk memeluk hati kami yang luka
Sebuah tempat di mana kalian biasa menyodorkan persembahan terbaik
Kemudian murka menyala di mata kalian,,
Jika tak kami indahkan sesajianmu
Kesetiaan adalah kata sifat yang gagal menjadi kata kerja
Sekalipun keringat gading kami kalian buat begitu murah
Bahkan kami kalian sulap,,
Menjadi sampah Pengusaha pemilik birahi
Menganggap diri paling sejati
Nyatanya kalian tidak lebih dari pencundang
Tak lebih dari seonggok kotoran binatang ,,,
Yang gemar mengobral celana dalam dengan dalil pertumbuhan ekonomi
Untuk kalian yang disana,,,
kami masih disini,
kami tidak tidur,,
kami tetap terjaga,,,
karena kami perempuan perkasa,,,
Sekalipun kami dianggap hina,,
jkt 18 September 2019
Oleh Yoss l N
Edisi menghabiskan segelas kopi di warung kopi Ibu Kota
Kami memintal rahim-rahim ungu
Padahal hidup terlampau tak adil
Menjadikan segalanya gugur laksana abu
Begitu sepi dan gersang hati kami
Seperti ladang tandus mendambakan butiran rinai,,
sementara gelombang risau enggan untuk beranjak
Buih-buih gelombang harapan mulai luruh dan menghilang,,
Perempuan-perempuan perkasa itu
begitu semangat mengejar impian,,
Demi menenun hidup mereka sendiri
Sementara lidah api yang terus menjilat
Setiap inci harapan mereka,,
Imaji liar para pemburu kepuasan,,
laksana kawanan serigala menanti mangsa
Hei,,,kalian yang disitu,,
Sadarkah kalian,,disini kami menjerit
Jika kalian dengar kami berseloroh ganjil
Bahkan ketika puisi ini kami baca
Pernakah terlintas dalam benakmu
Sedikit pengertian untuk memeluk hati kami yang luka
Sebuah tempat di mana kalian biasa menyodorkan persembahan terbaik
Kemudian murka menyala di mata kalian,,
Jika tak kami indahkan sesajianmu
Kesetiaan adalah kata sifat yang gagal menjadi kata kerja
Sekalipun keringat gading kami kalian buat begitu murah
Bahkan kami kalian sulap,,
Menjadi sampah Pengusaha pemilik birahi
Menganggap diri paling sejati
Nyatanya kalian tidak lebih dari pencundang
Tak lebih dari seonggok kotoran binatang ,,,
Yang gemar mengobral celana dalam dengan dalil pertumbuhan ekonomi
Untuk kalian yang disana,,,
kami masih disini,
kami tidak tidur,,
kami tetap terjaga,,,
karena kami perempuan perkasa,,,
Sekalipun kami dianggap hina,,
jkt 18 September 2019
Oleh Yoss l N
Edisi menghabiskan segelas kopi di warung kopi Ibu Kota
Komentar
Posting Komentar